Seni Mengemas Pengasuhan Anak dengan Pendekatan Bibliotheraphy

Beberapa waktu yang lalu, dunia pendidikan dikejutkan dengan ditemukannya anak usia 12 tahun bunuh diri dengan cara menggantung. Miris, anak usia sekolah dasar sudah memiliki pikiran "bunuh diri" untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang sedang dihadapinya. Apa yang sebenarnya terjadi pada dunia anak saat ini sehingga begitu nekat si anak mengakhiri hidupnya. Peristiwa itu menjadi cerminan bagi orang tua dan orang dewasa pada umumnya bahwa anak-anak itu butuh didampingi dan diarahkan secara tepat dan benar agar anak terbiasa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi secara tepat, bukan selalu mengambil jalan pintas dan instan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam dunia kepustakawanan dan psikologi ada satu metode pengasuhan anak yaitu dengan terapi buku (Bibliotheraphy).

            Bibliotheraphy merupakan terapi yang menggunakan buku sebagai faslitator terapi. Untuk memperkenalkan metode Bibliotheraphy tersebut, pada tanggal 01 Oktober 2016 lalu Perpustakaan Univeritas Muhammadiyah Magelang menyelenggarakan seminar di Aula FIKES Komleks kampus II Universitas Muhammadiyah Magelang dengan mengangkat tema "Seni Mengemas Pola Asuh Anak Dengan Pendekatan Bibliotheraphy" dengan menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidang parenting yaitu Dr. Riana Mashar, M.Si., Psi dari Universitas Muhammadiyah Magelang dan Wiji Suwarno, S.PdI., S.IPI., M.Hum, praktisi bidang Bibliotheraphy dari IAIN Salatiga.

"Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, tidak ada anak yang terlahir sudah membawa sifat nakal, orang tualah yang bertugas menjaga fitrah anak dan orangtualah yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak" ungkap Riana membuka presentasinya.

Masa bercerita merupakan the powerfull suggestion time dalam salah satu kondisi saat anak berada dalam gelombang alpha. Menurut Riana, gelombang alpha ada pada saat posisi transisi dari alam sadar ke alam bawah sadar (tidur).

"Satu peluru itu hanya mampu mnembus satu kepala. Tapi satu tulisan bisa mempengarhi banyak kepala". pernyataan Qalyubi yang dikutip oleh Wiji Suwarno. Ungkapan itu sangat populer dan memang benar adanya. Buku memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran orang yang membacanya, bahkan melalui buku-buku yang dibaca, Ir. Soekarno mampu mempengaruhi masyarakat Indonesia bahkan dunia.

         Penyampaian materi yang menarik dari narasumber membuat peserta seminar yang hadir terdiri dari pustakawan, guru TK PAUD, dan pemerhati anak antusias untuk memperhatikan seminar sampai selesai, bahkan peserta terjauh datang dari STIKES Sorong, Papua.

          Selain seminar, pada hari itu juga aada peluncuran secara resmi Buletin Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Magelang yang diberi nama BULETIN CAHAYA ditandai dengan penandatanganan buletin oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang IR. Eko Muh Widodo, MT. Sekaligus juga memberikan penghargaan kepada pengunjung aktiv perpustakaan periode 2016 yang telah diraih oleh Wahyu Haji Bani N dari fakultas Hukum Wariyati dari fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Tri Mugiarti dari fakultas Ekonomi.