KIAT DAN INOVASI LAYANAN PERPUSTAKAAN

Rabu (9/03) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) wilayah Jawa Tengah mengadakan seminar internasional dengan tema “ Inovation, Transformation, And Best Practice In Library Services” dalam rangkaian Musyawarah Daerah (MUSDA) FPPTI Jawa tengah yang ke III. Bertempat di lantai 3 Gedung DR.Mr. Bustanul Arifin UPT Perpustakaan Universitas Sultan Agung Semarang. Seminar ini menghadirkan Keynote speaker yaitu Dr. Nor Edzan Che Nashir dari University of Malaya, Malaysia. Selain itu, juga ada tiga narasumber yang berbagi ilmu dalam seminar tersebut yaitu Dr. Taufik Abdul Gani (Kepala Perpustakaan Syah Kuala Banda Aceh), Muhammad Qomaruddin, M.Sc., Ph.D (Kepala Perpustakaan Universitas Sultan Agung), dan Imam Budi Prasetiawan, SS (Ketua FPPTI Pusat).

     Dr. Edzan dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa perpustakaan harus melakukan transformasi (Transformasi of Library) dengan menjadikan perpustakaan bukan hanya sebagai tempat menumpuk buku melainkan juga tempat belajar dan berkarya.  Oleh karena itu, pustakawan harus mampu mengembangkan ketrampilannya untuk lebih menonjolkan kemajuan perpustakaan dilihat dari segi spesialisasi. Transformasi of Library sedang menjadi perbincangan hangat di kancah internasional sehingga isu ini juga menjadi tema besar pada ajang  International Federation of Library Association and Institution (IFLA) yang tahun 2018 mendatang di Malaysia.

      Selanjutnya, narasumber seminar pertama yakni Dr. Taufik Abdul Gani memaparkan tentang Customer Fokus dengan tagline More Than Just a Library: Customer Service. Peran customer dalam memberikan feedback dapat dijadikan bukti atas layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Melalui penguatan customer focus perpustakaan dapat mengubah paradigma pimpinan untuk ikut serta memperhatikan perkembangan perpustakaan. Evaluasi layanan perpustakaan juga dapat dilakukan dengan memperhatikan customer feedback ini.

         Perpustakaan juga dapat mengembangkan layanannya dalam bidang koleksi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Muhammad Qomaruddin M.Sc.Ph.D memaparkan tentang inovasi layanan koleksi perpustakaan yang diberi nama “bookless”. Konsep “bookless” yakni mendisplay e-book yang telah diberi barcode batang (qr barcode). Barcode ini ditempel di dinding-dinding strategis dimana user dapat men-scan barcode tersebut untuk dapat mengakses e-book milik perpustakaan. Menurut Qomaruddin, kecanggihan teknologi yang melahirkan generasi baru yakni generasi Z membawa perubahan besar dalam konsep layanan perpustakaan sehingga melalui layanan “bookless” pernyebaran informasi bisa langsung dinikmati oleh user.

       Kemajuan teknologi yang melahirkan generasi digital native menyebabkan perubahan paradigma pada layanan perpustakaan. Pustakawan juga harus beradaptasi dengan perubahan yang ada, sehingga inovasi-inovasi layanan perpustakaan dapat memberikan kepuasan kepada user. Imam Budi Prasetiawan mengungkapkan bahwa pustakawan harus meningkatkan ketrampilan soft skill dan hard skill. Menurut Imam, Soft Skill merupakan kemampuan yang justru menentukan etos kerja dalam membangun sebuah kerjasama. Pustakawan yang bekerja dalam sebuah perpustakaan tentu berbeda generasi, sehingga ketrampilan soft skill dari pustakawan ini dapat mengurangi gesekan perbedaan pendapat.

         Seminar berakhir kurang lebih berakhir pada pukul 15.30 WIB dan ditutup dengan sesi foto bersama dan pemberian kenang-kenangkan pada pemateri serta pembagian doorprice untuk peserta seminar yang beruntung. Selesai seminar, dilanjutkan dengan acara inti yakni Musyawarah Daerah (MUSDA) pada pukul 16.00 WIB ditempat yang sama. Rangkaian acara MUSDA dimulai dengan pembacaan pertanggungjawaban pengurus lama FPPTI Jateng yang diwakili oleh Ahyati Rahayu selaku ketua FPPTI Jateng periode 2012-2017. Kemudian acara pokok MUSDA yakni pemilihan ketua dan pengurus periode 2017-2022, dan dalam pemilihan tersebut terpilih Wiji Suwarno, S.Ag, S.IPI., M.Hum kepala perpustakaan IAIN Salatiga. MUSDA berakhir pada pukul 16.30 WIB.